HADIS MERANGKAN BAB MENUNTUT ILMU
Ilmu merupakan kunci untuk menyelesaikan segala
persoalan, baik persoalan yang berhubungan dengan kehidupan beragama maupun
persoalan yang berhubungan dengan kehidupan duniawi. Ilmu diibaratkan dengan
cahaya, karena ilmu memiliki pungsi sebagai petunjuk kehidupan manusia, pemberi
cahaya bagi orang yang ada dalam kegelapan.Orang yang mempunyai ilmu mendapat
kehormatan di sisi Allah dan Rasul-Nya. Banyak ayat Al-Qur’an yang mengarah
agar umatnya mau menuntut ilmu, seperti yang terdapat dalam Qs Al Mujadalah ayat
11:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s.
al-Mujadalah : 11)
Selain itu banyak hadits Nabi Saw yang mendorong agar umat Islam
bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Di bawah ini terdapat hadits Nabi Saw
yang berkenaan dengan kewajiban menuntut ilmu diantaranya:
A. Hadits tentang keharusan meniru orang yang banyak ilmu
Perhatikan baik-baik hadits Rasulullah saw di bawah ini!
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ
النَِّبيُ صلى الله عليه وسلم : لاَحَسَدَ إِلاَ فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ أَتَاهُ
اللهُ مَا لاً فَسُِّلطَ عَلىَ هَلَكِتهِ فيِ الَحقّ ِ, وَ رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ
الْحِكْمةَ فَهُوَ يَقْضِى ِبهَا وَيُعَلِمُهَا (رواه البجاري)
Sebelum menterjemahkan secara keseluruhan hadits tersebut,
marilah kita lihat terlebih dahulu terjemahannya secara harfiyah (kata-perkata)
berikut ini :
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda
:”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama
orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara
benar, kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai
dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain (HR Bukhari)
Hadits di atas mengandung pokok materi yaitu seorang muslim
harus merasa iri dalam beberapa hal. Memang iri atau perbuatan hasud adalah
perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam, tetapi ada dua hasud yang harus ada
pada diri seorang muslim, yaitu pertama menginginkan
banyak harta dan harta itu dibelanjakan di jalan Allah seperti dengan berinfaq,
shadaqah dan lainnya. Harta ini tidak digunakan untuk berbuat dosa dan maksiat
kepada Allah, keduamenginginkan ilmu seperti yang dimiliki
orang lain, kemudian ilmu itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, juga
diajarkan kepada orang lain dengan ikhlash.
Hukum mencari ilmu itu wajib, dengan rincian, pertama hukumnya
menjadifardhu ‘ain untuk mempelajari ilmu agama seperti aqidah,
fiqih, akhlak serta Al-Qur’an. Ilmu-ilmu ini bersipat praktis, artinya setiap
muslim wajib memahami dan mempraktekkan dalam pengabdiannya kepada Allah. Fardu
‘ain artinya setiap orang muslim wajib mempelajarinya, tidak boleh
tidak.
Dan kedua hukumnya menjadi fardu
kifayah untuk mempelajari ilmu pengetahuan umum seperti : ilmu sosial,
kedokteran, ekonomi serta teknologi.Fardu Kifayah artinya tidak
semua orang dituntut untuk memahami serta mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut,
boleh hanya sebagian orang saja.
Kewajiban menuntut ilmu ini ditegaskan dalam hadits nabi, yaitu
:
رواه إبن عبد البر)) طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ
Artinya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin”(HR.
Ibnu Abdil Bari)
Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan bahwa menuntut
ilmu itu diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada perempuan. Tidak
ada perbedaan bagi laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu, semuanya
wajib. Hanya saja bahwa dalam mencari ilmu itu harus tetap sesuai dengan
ketentuan Islam.
Kewajiban menuntut ilmu waktunya tidak ditentukan sebagimana
dalam shalat, tetapi setiap ada kesempatan untuk menuntutnya, maka kita harus
menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak saja dapat dilaksanakan di lembaga-lembaga
formal, tetapi juga dapat dilakukan lembaga non formal. Bahkan, pengalaman
kehidupanpun merupakan guru bagi kita semua, di mana kita bisa mengambil
pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi di sekeliling kita. Begitu juga
masalah tempat, kita dianjurkan untuk menuntut ilmu dimana saja, baik di tempat
yang dekat maupun di tempat yang jauh, asalkan ilmu tersebut bermanfaat bagi
kita. Nabi pernah memerintahkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu walaupun sampai
di tempat yang jauh seperti negeri China.
Selain itu menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia, sejak
kita terlahir sampai kita masuk kuburpun kita senentiasa mengambil pelajaran
dalam kehidupan, dengan kata lain Islam mengajarkan untuk menuntut ilmu
sepanjang hayat dikandung badan. Sebagaimana tercantum dalam hadits nabi :
أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْدِ (رواه مسلم)
Artinya
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR.
Muslim)
B. Hadits yang menjelaskan keutamaan orang yang menuntut
ilmu
Rasulullah bersabda tentang keutamaan menuntut ilmu sebagai
berikut :
مَْن سَلَكَ طَرِْيقًا َيلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ
طَرِيْقًا ِإلىَ اْلجَنَّةِ (رواه مسلم)
Perhatikan terjemahan secara harfiah dibawah ini :Barang
siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga (HR Muslim)
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu
akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah
Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu
orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah.
Mencari ilmu itu wajib, tidak mengenal batas tempat, dan juga
tidak mengenal batas usia, baik anak-anak maupun orang tua. Kewajiban menuntut
ilmu dapat dilaksanakan di sekolah, pesantren, majlis ta’lim, pengajian
anak-anak, belajar sendiri, penelitian atau diskusi yang diselenggrakan oleh
para remaja mesjid.
Ilmu merupakan cahaya kehidupan bagi umat manusia. Dengan ilmu,
kehidupan di dunia terasa lebih indah, yang susah akan terasa mudah, yang kasar
akan terasa lebih halus. Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, harus dengan
ilmu pula. Sebab beribadah tanpa didasarkan ilmu yang benar adalah sisa-sia
belaka. Oleh karena itu dengan mengamalkan ilmu di jalan Allah merupakan ladang
amal (pahala) dalam kehidupan dan dapat memudahkan seseorang untuk masuk ke
dalam surga Allah.
Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu, sehingga orang
yang berilmu yang didasarkan atas iman akan diangkat derajatnya oleh Allah,
sebagaimana firman-Nya:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s.
al-Mujadalah : 11)
Keutamaan lainnya dari ilmu adalah dapat mencapai kebahagiaan
baik di dunia ataupun di akhirat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits
nabi :
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ
ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ
(رواه الطبراني)
Artinya
Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun
harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun
harus dengan ilmu (HR. Thabrani)
Kebahagian di dunia dan akhirat akan dapat diraih dengan syarat
memiliki ilmu yang dimanfa’tkan. Manfa’at ilmu pengetahun bagi kehidupan
manusia, antara lain :
1. Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan, yang akan
membimbimg manusia kepada jalan yang benar
2. Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan ditinggikan
derajatnya menjadi orang yang mulia beserta orang-orang yang beriman
3. Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan taraf hidup
menuju kesejahteraan, baik rohani maupun jasmani
4. Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam, rahasia
kesuksesan hidup baik di dunia maupun di akhirat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar